Category Archives: Uncategorized

Orang Tua seperti apakah Anda

29 Oct 10
Aqiqah Muslim
No Comments

Orang Tua seperti apakah Anda  ¿??

1. Orang Tua Otoriter

Orang tua otoriter memberlakukan peraturan yang ketat dan menuntut agar peraturan-peraturan yang diberikan harus dipatuhi, anak-anak tidak boleh mengeluarkan pendapatnya, dalam bukunya “Raising A Responsible Child”, Elisabeth Ellis menulis, banyak penelitian menyatakan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga yang menerapkan keotoriteran dan pengawasan ketat tidak memperlihatkan pola yang berhasil. Mereka cenderung tidak bahagia, penyendiri, dan sulit mempercayai orang lain, kadar harga dirinya paling rendah (dibanding anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang tidak terlalu mengatur).

2. Orang Tua Permisif

Orang tua permisif berusaha untuk menerima dan mendidik anak mereka sebaik mungkin, tetapi Matematika cenderung sangat pasif ketika sampai ke masalah-masalah penetapan batasan-batasan atau menanggapi ketidakpatuhan, orang lain permisif tidak begitu menuntut, juga tidak menetapkan sasaran yang jelas bagi anaknya, mereka cenderung membebaskan anak-anaknya karena mereka yakin bahwa anak-anak seharusnya berkembang sesuai dengan kecenderungan alamiah.

3. Orang Tua Otoritatif

Orang tua yang otoritatif, berbeda dengan orang tua yang otoriter, maupun orang tua permisif, mereka berusaha menyeimbangkan antara batas-batas yang jelas dan lingkungan rumah yang baik, mereka memberi bimbingan tetapi tidak mengatur, orang tua otoritatif menghargai kemandirian anak-anaknya, tetapi menuntut mereka memenuhi standar tanggung jawab yang tinggi kepada keluarga, teman dan masyarakat.

(Bambang Sujiono, Yuliani Nurani Sujiono, 2001 : 106).

Nah, termasuk orang tua yang seperti apakah Anda?

Bunda Mari Mengenal 5 kata, bahasa bayi

25 Oct 10
Aqiqah Muslim
, ,
No Comments

“Untuk jutaan Bunda di seluruh dunia, ini dapat mengubah hidup.”

Setelah meneliti teori bahasa anak lebih dari 1000 bayi seluruh dunia, Pricilla mengatakan ada 5 kata yang bayi 0-3 bulan katakan terlepas dari suku dan kulturnya.
Kata2 tsb merupakan reflek suara sebenarnya, Pricilla berkata “Bayi2 seluruh dunia memiliki reflek yang sama, dan makanya mereka membuat suara yang sama.” Dia berkata, apabila orang tua tidak menanggapi terhadap reflek tsb maka bayi akan berhenti menggunakannya.

Rasulullah SAW bersabda, ‘Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-islami). Ayah dan ibunya lah yang kelak menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala).” (HR. Muslim)

Priscilla menyarankan bahwa para orang tua mendengarkan kata2 tsb sebelum masa tangis sebelum mulai menangis histeris. Dia berkata tidak ada satu suara yang lebih keras di dengar dari yang lainnya karena ini bervarias secara induvidu.. Dia juga berkata beberapa bayi menggunakan kata2 yang sama lebih dari kata2 lainnya.
Detail
www.dunstanbaby.com

Ini Kata-kata Ajaib itu Bunda :

  • Owh : I’m sleepy/ngantuk.
  • Heh : Change me/posisi atau sesuatu membuat kurang nyaman…
  • Eh : Burp me/sendawa, maka letakan di dada anda sambil ditepuk2….
  • Eairh : I have wind/ buang gas…
  • Neh : I’m so hungry/laperr…

Silahkan perhatikan kata2 bayi anda sebelum histeris maka anda akan dapat menangani bayi dengan lebih baik.

Semoga Bermanfaat.

admin

Akhlak Sebagai Benteng Keutuhan Rumah Tangga

18 Oct 10
Aqiqah Muslim
No Comments

Bagaimana cara menjadi muslim yang terbaik? Mungkin orang akan menyuguhkan kriteria ubudiyah yang tinggi: Sholat malam tak pernah putus, puasa senin kamis tak pernah tertinggal, minimal sekali dalam sebulan harus khatam Al-Qur’an, dsb. Tapi kenyataannya Rasulullah tidak selalu mengajukan kriteria seperti itu. Kadang Rasulullah mengajukan kriteria: “Mu’min yang kuat lebih dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan.” (HR Muslim) Dan pernah juga Rasulullah menyebut kriteria lain: “Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik akhlaknya kepada istrinya”. (HR Tirmidzi)

Ternyata bagi seorang suami, media untuk menjadi muslim yang terbaik itu sangat dekat: pada “tulang rusuknya”. Keberhasilan menjadi muslim yang terbaik berbanding lurus dengan akhlak kepada istri. Semakin baik akhlak seorang suami kepada istri, semakin baik ia di mata Allah swt.

Hikmah kriteria ini adalah akan terbentuknya keluarga yang utuh dan harmonis dalam naungan ridho Allah swt. Ketika seorang suami berusaha menjadi yang terbaik dengan cara menyempurnakan akhlaknya kepada istri, diharapkan akan ada respon yang baik dari istri yaitu pelayanan yang sempurna kepada suami. Dan ini akan menambah rasa kasih sayang di antara mereka. Anak-anak pun akan mendapat ketauladanan yang indah dari akhlak ayahnya. Di samping itu, hubungan orang tua yang mesra sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter seorang anak. Anak yang besar dalam keluarga yang utuh jelas punya peluang untuk mendapat didikan yang lebih baik daripada anak yang besar dalam keluarga yang broken home.

Kalau mau ditarik lebih jauh hikmah dari kriteria ini, akan berdampak pada masyarakat, negara, dan dunia. Karena kumpulan keluarga yang muslim akan membentuk masyarakat yang damai. Masyarakat yang damai akan membentuk negara yang sejahtera. Dan seterusnya. Semua itu berpangkal pada akhlak seorang suami sebagai pribadi muslim. Itulah hikmah kriteria “akhlak kepada istri”, dampaknya bisa luar biasa.

*****

Read More…

Memberi Nama Bayi

14 Oct 10
Aqiqah Muslim
No Comments

Nama bagi seseorang sangatlah penting. Ia bukan hanya merupakan identitas pribadi dirinya di dalam sebuah masyarakat, namun juga merupakan cerminan dari karakter seseorang. Rasululloh SAW menegaskan bahwa suatu nama (al-ism) sangatlah identik dengan orang yang diberi nama (al-musamma)

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW beliau bersabda, “Kemudian Aslam semoga Allah menyelamatkannya dan Ghifar semoga Allah mengampuninya” (HR Bukhori 3323, 3324 dan Muslim 617)

Ibnu Al-Qoyyim berkata, “Barangsiapa yang memperhatikan sunah, ia akan mendapatkan bahwa makna-makna yang terkandung dalam nama berkaitan dengannya sehingga seolah-olah makna-makna tersebut diambil darinya dan seolah-olah nama-nama tersebut diambil dari makna-maknanya. Dan jika anda ingin mengetahui pengaruh nama-nama terhadap yang diberi nama (Al-musamma) maka perhatikanlah hadis di bawah ini:

Dari Said bin Musayyib dari bapaknya dari kakeknya ra., ia berkata: Aku datang kepada Nabi SAW, beliau pun bertanya, “Siapa namamu?” Aku jawab, “Hazin.” Nabi berkata, “Namamu Sahl.” Hazn berkata, “Aku tidak akan merobah nama pemberian bapakku.” Ibnu Al-Musayyib berkata, “Orang tersebut senantiasa bersikap keras terhadap kami setelahnya.” (HR Bukhori 5836) (At-Thiflu Wa Ahkamuhu/Ahmad Al-‘Isawiy hal 65)

Oleh karena itu, Rasululloh SAW memberikan petunjuk nama apa saja yang sebaiknya diberikan kepada anak-anak kita. Antara lain:

Dari Ibnu Umar Ra ia berkata: Rasululloh SAW telah bersabda, “Sesungguhnya nama yang paling disukai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman” (HR. Muslim 2132)

Dari Jabir ra. dari Nabi SAW beliau bersabda,”Namailah dengan namaku dan jangnlah engkau menggunakan kun-yahku” (HR. Bukhori 2014 dan Muslim 2133)

Memakai nama dari asmaul husna tanpa didahului kata abdul memang akan mengacaukan. Sebab asmaul husna itu nama Allah, maka tidak boleh menamakan manusia dengan nama-nama Allah, kecuali dengan menambahkan sebagai hamba Allah dan sejenisnya. Tidak harus lafadz Abdul, yang penting bukan langsung nama Allah. Misalnya, Muhibbullah yang artinya orang yang mencintai Allah. Atau Habiburrahman yang artinya orang yang dicintai Allah Yang Maha Rahman.

sumber : ustsarwat.com

Perbedaan Aqiqah dan Qurban

10 Oct 10
Aqiqah Muslim
No Comments

Qurban dan aqiqah punya banyak persamaan dan perbedaan. Di antara persamaannya adalah sama-sama ibadah ritual dengan cara penyembelihan hewan. Dagingnya sama-sama boleh dimakan oleh yang menyembelihnya, meskipun sebaiknya sebagian diberikan kepada fakir miskin, tapi boleh juga diberikan sebagai hadiah. Hal ini berdasarkan hadis Aisyah ra.

Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan disedekahkan pada hari ketujuh. (HR Al-Baihaqi).

Sedangkan perbedaannya, ibadah qurban hanya boleh dilakukan pada hari tertentu saja, yaitu tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Dimulai sejak selesainya shalat ”Idul Adha. Sedangkan aqiqah dilakukan lantaran adanya kelahiran bayi, yang dilakukan penyembelihannya pada hari ketujuh menurut riwayat yang kuat. Sebagian ulama membolehkannya pada hari ke 14, bahkan pendapat yang lebih luas, membolehkan kapan saja.

sumber: ustsarwat.com