Risalah Aqiqah

1) Aqiqah menurut pengertian bahasanya ialah rambut dikepala anak-anak. Sementara pengertian aqiqah menurut syara’ ialah binatang yang disembelih pada hari mencukur rambut bayi. Aqiqah sebagai ibadah yang telah disyariatkan oleh Allah SWT sebagaimana hadits Rasulullah Muhammad SAW dengan sabdanya: “Setiap anak yang lahir itu terpelihara dengan aqiqahnya yang disembelih untuknya pada hari ketujuh (daripada hari kelahirannya), dicukur dan diberi nama.” (Riwayat Abu Dawud, al-Turmuzi dan Ibnu Majah)

2) Ibnu Majah menerangkan maksud “… terpelihara dengan aqiqahnya…” (pada mafhum hadits diatas) adalah bahwa aqiqah itu sebagai sebab yang melepaskan anak-anak tersebut dari gangguan syaitan yang mencoba menghilangkan kebaikan daripadanya.

3) Dari Salman bin Amir al-Dhabley, bahwa Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Untuk anak lelaki itu aqiqahnya. Tumpahkan atasnya darah dan hilangkanlah daripadanya kekotoran dan najis.” (Riwayat Abu Daqud, al-Turmuzi dan Ibnu Majah).

4) Menurut Imam Ahmad bin Hambal, bahwa apabila seseorang anak-anak itu mati dalam keadaan belum diaqiqahkan, maka anak itu tidak dapat mensyafaatkan kedua orang tuanya diakhirat kelak.

Hukum Aqiqah

1) Hukum aqiqah itu adalah sama dengan ibadah qurban yaitu sunnah muakkad kecuali dinazarkan menjadi wajib.

2) Penyembelihan hewan (kambing) aqiqah adalah pada hari ketujuh kelahiran bayi atau pada hari ke-empat belas atau ke dua puluh satu. Jika tidak dapat (menunaikan pada waktu-waktu tersebut) maka sewaktu-waktu dapat ditunaikan selagi anak tersebut sebelum baligh.

3) Jika anak telah baligh, maka gugur tuntutan atas walinya dan sunnah bagi dirinya (individu yang berkenaan) mengaqiqahkan dirinya sendiri. Hal ini berdasarkan hadis dari Ahmad, Abu Dawud dan al-Tabrani, bahwa Rasulullah SAW pernah mengaqiqahkan dirinya sendiri sesudah Baginda SAW diangkat menjadi Rasul.

4) Anak zina, aqiqahnya sunnah atas ibunya karena nafkah hidup anak zina itu tanggungan ibunya bukan ayahnya. Demikian pendapat Syaikh Ibnu Hajar dan Syaikh Ramli, manakala Khatib Syarbini pula berpendapat, adalah tidak sunnah bagi ibu mengaqiqahkan anak zinanya meskipun si ibu memberi nafkah kepadanya.

5) Anak lelaki disembelihkan dua ekor kambing (tetapi sah sekiranya seekor) dan perempuan cukup dengan seekor kambing. Diriwayatkan daripada Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat agar menyembelih aqiqah untuk anak lelaki dua ekor kambing yang umurnya sama dan untuk anak perempuan seekor kambing (Riwayat al-Turmuzi).

Dari Ibnu Abbas RA pula menyatakan bahwa Rasullullah SAW menyembelih aqiqah untuk Hassan dan Hussein masing-masing dengan seekor kambing (Riwayat Abu Dawud).

Leave A Comment